Konsep Supply Chain Management

Konsep Supply Chain Management

Konsep Supply Chain Management (SCM) bukan merupakan isu baru dalam bidang manajemen operasi. Konsep ini merupakan pengembangan dari sistem logistik, yang menekankan pada bagaimana perusahaan menjamin tersedianya barang untuk konsumen. Fungsi logistik menekankan pada masalah persediaan, dalam perkembangan selanjutnya berubah menjadi Supply Chain Management (SCM) atau dalam bahasa indonesia dikenal sebagai manajemen rantai pasokan.

Konsep Supply Chain Management (SCM) lebih menekankan pada bagaimana perusahaan memenuhi permintaan konsumen tidak hanya sekedar menyediakan barang. Supply Chain Management (SCM) merupakan proses penciptaan nilai tambah persediaan, aliran kas dan aliran informasi. Aliran informasi merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan rantai pasokan karena dengan adanya informasi maka pihak pemasok dapat menjamin tersedianya bahan baku tepat waktu, memenuhi permintaan konsumen lebih cepat dengan kuantitas yang tepat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan secara keseluruhan (Anatan, 2014).

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hilir ke hulu ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing divisi sering dibutuhkan oleh distributor maupun oleh instansi. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh instansi. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh instansi yang mengirim maupun yang menerima.




Konsep Supply Chain Management

Perusahaan saat ini mengadopsi konsep supply chain melihat seluruh rangkaian kegiatan dari produksi bahan baku sampai pembelian konsumen kemudian ke pembuangan akhir sebagai kegiatan rantai yang berhubungan. Untuk menghasilkan kinerja yang optimal bagi pelayanan pelanggan dan minimalnya biaya, rasanya aktivitas supply chain harus dikelola sebagai kemitraan tambahan. Hal ini berarti banyak isu, tetapi tiga yang penting meliputi:

  1. Aliran material
  2. Aliran informasi dan berbagi informasi, sebagian besar melalui Internet.
  3. Transfer dana.

Selain itu, tren baru adalah mengelola pemulihan, daur ulang, dan penggunaan material kembali. Pendekatan utama supply chain management adalah sebuah konseptual. Semua bagian dari produksi material, dari bahan baku ke pelanggan akhir, dianggap sebagai sebuah rantai yang terkait. Cara yang paling efektif dan efisien untuk mengelola kegiatan sepanjang rantai adalah dengan melihat setiap organisasi yang terpisah dalam rantai sebagai tambahan dari suatu organisasi sendiri.

 




 

 

Lihat juga web berikut:

 

by Maket Creator

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2021-01-07 14:22:53.

Manajemen Logistik