Model Sistem Informasi Akuntansi

Model Sistem Informasi Akuntansi

Setiap model yang baru berkembang karena kelemahan dan keterbatasan model sebelumnya. Satu hal yang menarik dalam evlusi ini adalah model-model yang lebih tua tidak segera diganti oleh teknik-teknik yang baru. Jadi pada titik-titik tertentu, berbagai generasi system memasuki organisasi-organisasi yang berbeda dan bahkan dapat hadir bersama-sama dalam satu perusahaan. seorang akuntan modern harus mengenal dengan baik bentuk-bentuk operasional semua pendekatan SIA yang dihadapinya. Lima model sistem informasi adalah (Mulyadi, 2010: 33):

Model Sistem Informasi Akuntansi

  1. Proses Manual
    Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan tradisional dari system akuntansi. System manual membentuk peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya dan personal yang mencirikan kebanyakan proses bisnis. Dalam hal ini etrmasuk tugas-tugas seperti pengambilan pesanan, penyimpangan bahan baku digudang, barang-barang yang dimanufaktur untuk dijual. Secara tradisional, dalam model ini termasuk juga tugas fisik pesanan pada pemasok. Secara tradisional, dalam model ini termasuk juga tugas fisik memelihara pencatatan. Prosedur manual memfasilitasi pemahaman kegiatan control internal, etrmasuk pemisahan fungsi-fungsi, pengawasan, verifikasi independent, jejak audit, dan control akses, karena hakikat manusia terletak pada banyak isu-isu control internal, kita tidak akan lebih jauh melihat pentingnya aspek ini dari sisi system informasi.
  2. Sistem file mendatar
    Pendekatan file mendatar menjelaskan suatu llingkungan dimana file-file data individu tidak ebrkaitan dengan file-file lainnya. Pemakai akhir dalam lingkungan ini memiliki file data mereka sendiri, dan tidak menggunakannya bersama-sama dengan pemakai lainnya. Karenanya pemrosesan data dilakukan oleh aplikasi yang berdiri sendiri, bukan oleh sistem yang terintergrasi.
    Kelebihan data memebrikan kontribusi pada tiga masalah signifikan dalam lingkungan falt file, yaitu penyimpanan data, oembaharuan data, dan informasi mata uang. Masalah-masalah lain yang berkaitan dengan penggunaan falt file adalah :
    a. Penyimpanan data Sebuah sistem informasi yang efisien menangkap dan menyimpan data hanya sekali dan menjadikannya sumber data tunggal yang etrsedia bagi semua pemakai yang memerlukannya. Dalam lingkungan flat file, hal ini tidak mungkin. Untuk memenuhi kebutuhan data privat para pemakai organisasi harus membuat prosedur biaya pengumpulan majemuk dan penyimpanan majemuk. Sebagian biasanya menggunakan data yang dapat diduplikasikan menjadi selusin, ratusan, atau bahkan ribuan kali.
    b. Pembaruan data
    Organisasi-organisasi yang memiliki sejumlah besar data yang disimpan dalam file memerlukan pembaharuan periodik untuk mencerminkan perubahan. Misalnya, perubahan nama dan alamat pelanggan harus direfleksikan dalam file induk yang benar. Ketika para pemakai mempertahankan file-file yang etrpisah, semua perubahan harus di buat secara terpisah untuk setiap pemakai. Hal ini menambah secara signifikan tugas-tugas dan biaya manajemen data.
    c. Peredaran informasi Berlawanan dengan masalah melakukan pembaharuan majemuk adalah masalah kegagalan memperbaharui untuk semua file pemakai yang dipengaruhi oleh perubahan status jika pembaharuan informasi secara enar disebarkan, perubahan tidak akan direfleksikan pada sebagian data pemakai, akibatnya menghasilkan keputusan berdasarkan informasi yang sudah ketinggalan jaman.
    d. Ketergantungan tugas-data Masalah lain yang dari pendekatan flat file adalah ketidakmampuan pemakai untuk mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhannya berubah. Rangkaian informasi dibatasi oleh data yang ia kontrol. Para pemakai bertindak secara independen, dan bukan sebagai anggota komunitas.
  3. Pendekatan data base Sistem manajemen data base merupakan sistem perangkat lunak khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen-elemen data yang dapat diotorasasi setiap pemakai untuk diakses. Program pemakain mengirimkan permintaan data ke DBMS, yang kemudian memvalidasi dan mengotorisasi akses ke data base sesuai dengan tingkat otorisasi. Jika pemakai meminta data dimana ia tidak memiliki otorisasi akses atas data tersebut, permintaan akan akan di tolak.
  4. Model REA (Resources, Events and Agents)
    REA adalah kerangka akuntansi untuk membuat model resourses, Events dan Agents yang kritikal dalam organisasi dan relasi di atara mereka. Sekali sudah dispesifikasi, data akuntansi dan non akuntansi tentang fenomena ini dapat diidentifikasi, ditangkap dan disimpan dalam sebuah database rasional. Dari tempat penyimpanan, perspekstif pemakai dapat dikonstruksi untuk memenuhi kebutuhan semua pemakai dalam organisasi. Ketersediaan perspektif yang mejemuk memungkinkan data-data transaksi digunakan secara fleksibel dan memungkinkan pengembangan system informasi akuntansi yang mempromosikan integrasi, bukan yang menghalanginya.
  5. Model ERP (Enter price resource planning)
    Enterprise resource planning (perencanaan sumber daya perusahaan), merupakan sebuah model sistem informasi yang memampukan suatu organisasi untuk menotomatiskan dan mengintegrasi proses-proses bisnis kuncinya. ERP memecahkan dua hambatan fungsional tradisional dengan memfasilitasi pemakai data bersama, arus informasi dan dengan memperkenalkan praktek-praktek bisnis umum di atara semua pemakai organisasi. Penerapan ERP dapat menjadi pelaksanaan besar-besaran, dan memerlukan waktu beberapa tahun. Karena kompleksitas dan ukurannya, hanya sedikit organisasi yang mau atau mampu untuk berkomitmen pada sumber daya keuangan fisik yang diperlukan dan pada resiko dalam pengembangan sistem ERP in house.




by Maket Creator

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Akuntansi