Puasa Ramadhan dapat Menumbuhkan Kedisiplinan Kejujuran dan Percaya Diri
-
Nilai-nilai Ibadah Puasa menurut Wahbah Az-Zuhaili
Pbbuasa menurut Wahbah Az-Zuhaili merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala dan dapat menjauhkan diri dari azab-Nya, yang akan menimpa akibat maksiat-maksiat yang kadang ia lakukan. Dengan melakukan ketaatan kepada Allah, seorang mukmin dapat beristiqamah di atas kebenaran yang disyariatkan oleh-Nya. Puasa merupakan training center terbesar bagi akhlak. Di sana seorang mukmin melatih diri dengan berbagai budi pekerti. Sebab, puasa adalah melawan hawa nafsu dan dorongan-dorongan setan yang terkadang menggodanya.
Jika memperhatikan pendapat Wahbah Az-Zuhaili mengenai nilai-nilai puasa tersebut, menurut penulis setidaknya dapat diambil manfaat antara lain :
- Pertama, mendidik. Puasa mendidik orang dengan sifatsifat kesabaran, agar dapat mengendalikan diri dari segala yang membatalkan puasa dan nilai pahala puasa, yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya diatas nikmat yang diperoleh dari-Nya. Manfaat ini terkait dengan hakikat puasa sebagai melatih kesabaran.
Sementara itu, sabar dalam puasa ada tiga : -
- Sabar karena taat, yakni menahan kesusahan-kesusahan dalam mengerjakan taat dan menahan kesukaran-kesukaran dalam melakukan ibadah.
- Sabar dari maksiat, yakni menahan diri dari mengerjakan maksiat; menahan diri dari melepaskan hawa nafsu, menahan diri dari mengerjakan kemungkaran dan kedurhakaan.
- Sabar dalam mengalami bencana yang menimpa diri dengan hati yang penuh ketabahan, tidak mengeluh dan tidak mengutuk nasib.
- Mengapa puasa ramadhan dapat menumbuhkan percaya diriKedua, jujur. Orang-orang yang menunaikan puasa dengan sungguh-sungguh sesuai dengan yang disyariatkan Islam, secara perlahan tapi pasti akan menimbulkan sikap jujur, percaya diri, dan berakhlak mulia. Kesadaran tentang pengawasan Allah sebagai orang yang berusaha memperoleh derajat muttaqqin, secara otomatis dapat menghilangkan sifat tercela yang pada akhirnya dapat menumbuhkan karakter.
Salah satu ciri orang yang baik akhlaknya adalah jujur. Dengan kejujuran manusia meraih kepercayaan orang lain. Dengan kepercayaan tersebut akan banyak terbuka jalan dalam kehidupannya. Kemana pun orang yang terkebal jujur itu pergi, akan menemukan orang yang simpati kepadanya, sebab kejujuran memudahkan urusan dan menghemat tenaga dan waktu.
Dalam ibadah puasa, kejujuran yang dituntut adalah kejujuran terhadap diri sendiri di samping jujur kepada orang lain. Orang yang tahu persis apakah seseorang itu berpuasa atau tidak, adalah dirinya sendiri. Orang lain dapat dibohonginya. Sebab menelan sedikit air waktu berkumur-kumur sudah menyebabkan puasa itu batal, walaupun ia meneruskan puasanya, tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat yang membatalkan puasa.
Apabila sifat jujur telah tertanam pada diri seseorang, maka dirinya akan merasa tenteram, ia tidak akan dihinggapi oleh rasa takut atau rasa dosa, karena segala sesuatu jelas dan tidak ada yang dipalsu atau disembunyikan.
Sungguh, kejujuran adalah hal yang paling mendasar dalam kepribadian seorang anak manusia. Perilaku kejujuran ini didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik itu dalam perkataan maupun perbuatan; baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Tanpa adanya kejujuran, manusia sudah tidak mempunyai nilai kebaikan di hadapan orang lain. Oleh karena itu, karakter kejujuran ini harus dibangun sejak anak berusia dini melalui proses pendidikan.
- Ketiga, kepedulian sosial. Orang yang taat melaksanakan ibadah puasa, akan menumbuhkembangkan kepedulian sosial yang mendalam, dan selalu berpihak kepada kelompok dhuafa’ (fakir miskin). Kondisi semacam ini bermuara kepada penghayatan terhadap pengamalan ibadah puasa sebagai teladan sifat pengasih dan penyayang Allah SWT.
Puasa Ramadhan diwajibkan Allah kepada semua orang Islam, kaya miskin, tua dan muda, laki-laki dan perempuan. Betapa pun kaya dan mampunya seseorang, namun pada bulan Ramadhan ia harus berpuasa, tidak boleh diganti dengan uang, harta atau apa saja. Yang diperlukan adalah pengalaman menderita karena lapar, haus dan tidak terpenuhinya berbagai kebutuhan yang biasa didapatkan dalam kehidupannya di luar puasa.
Apabila berpuasa itu telah dapat menggugah hati orang beriman terhadap penderitaan si miskin, maka dengan sendirinya orang yang merasa mampu membantu meringankan penderitaan si miskin, akan mengulurkan tangan untuk menolongnya, baik dengan zakat, infaq, sadaqah, sumbangan, dan sebagainya, sesuai dengan kemampuan dan kewajibannya terhadap Allah SWT. - Keempat, menyehatkan. Pelaksanaan ibadah puasa dengan baik akan menghilangkan berbagai macam penyakit. Manfaat ini berhubungan dengan kesabaran sebagai hakikat puasa sekaligus tujuan puasa agar memperoleh derajat muttaqin.
Puasa tidak memberi negatif bahkan bagi orang-orang sehat dan sebagian penderita penyakit tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap fisik dan mentalnya. Tubuh mampu menyesuaikan diri dengan keadaan berpuasa. Sejak seseorang berniat melakukan puasa esok harinya, hipotalamus yaitu bagian otak yang menghimpun informasi mengeluarkan perintah-perintah kepada kelenjar hipofisis yang berada di bawahnya. Hipofisis mengatur agar sistem terkait dalam tubuh terutama sistem pencernaan mengadakan persiapan penyesuaian diri dengan akan terhentinya pemasukan makanan dan cairan selama lebih kurang 14 jam setiap harinya. Dengan demikian, pengeluaran cairan, enzim-enzim dan hormon-hormon oleh kelenjar-kelenjar dikurangi, sehingga keadaan seimbang dalam tubuh tetap terpelihara. Mekanisme pertahanan tubuh memang sangat rapi.
Sebenarnya puasa itu amatlah utama dilakukan untuk memperoleh kesehatan asal saja segala adab-adabnya dipelihara dengan sesempurna-sesempurnanya. Demikianlah kata seorang dokter ahli higiene.
Puasa itu sesungguhnya bukanlah hanya berarti menahan lapar di siang hari dan melepaskan dengan bebas selera makanan dan syahwat di malamnya. Puasa itu ialah puasa maidah dari yang mengganggunya dan mematahkan dorongan nafsu dari berbagai rupa makanan yang masuk dan sukar dihancurkan maidah dalam rongga perut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa puasa sebagaimana yang dikemukakan Wahbah Az-Zuhaili pada hakikatnya akan membentuk manusia yang berkarakter. Hal ini bertitik dari sikap yang muncul dari akibat pelaksanaan ibadah puasa yang dapat mendidik manusia dengan kesabaran dan ketakwaan.
-
Analisis terhadap Nilai-nilai Ibadah Puasa Menurut Wahbah Az-Zuhaili terhadap Pendidikan Karakter
Nilai-nilai terpenting dalam hidup manusia dan yang paling banyak menjadi sasaran ibadah puasa adalah nilai moral (karakter). Di dalam Islam, unsur moral memegang peran penting, hingga Nabi SAW menjadikan perbaikan akhlak sebagai sasaran kerasulannya. Banyak sekali didapatkan dalam petunjuk-petunjuk (hadits) Nabi, serta budi pekertinya sendiri mengenai dorongan, tuntunan, dan konsep tentang moral.
Perhatian Islam yang demikian besar pada sisi ini didasarkan pada posisinya dalam kehidupan individual dan komunal. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa ketahanan suatu bangsa (umat) terletak pada ketahanan akhlaknya. Umat yang moralnya telah rapuh akan mudah ditundukkan oleh musuhnya. Statemen ini dibenarkan oleh sejarah. Fluktualitas naik-turunnya) Islam dalam sejarah peradaban manusia sering searah dengan turun-naiknya moralitas umatnya. Ketika moralitas kaum muslimin kuat dan solid, maka kepemimpinan umat manusia berada di tangan mereka. Akan tetapi sebaliknya, jika moralitas itu sedikit mengendur, kepeloporan itu segera dirampas oleh musuh-musuh mereka.
Pada zaman modern ini, bangsa-bangsa Eropa boleh dikatakan sebagai bangsa yang telah mengalami krisis dalam moralitasnya. Mereka tenggelam dalam pemuasan hawa nafsu (seks) secara bebas dan tanpa batas. Generasi mudanya sudah larut dalam pergaulan bebas dan degradasi moral yang luar biasa. Akibatnya, mereka (bangsa-bangsa Eropa) benar-benar tunduk di bawah dominasi Yahudi yang telah membentuk network di seluruh wilayah Eropa. Sebuah jaringan yang membuat orang Eropa tidak dapat bergerak dan tidak mampu menentukan sikap sendiri.
Umat Islam adalah umat yang paling sulit ditundukkan oleh Yahudi, sebab mereka mempunyai tatanan akhlak yang kuat dan solid. Memang ada satu dua bangsa muslim yang jatuh terperangkap pada jaringan perusakan moral Yahudi melalui agenagennya yang tersebar di seluruh dunia, semisal “Rotary Club”, “Lions Club”, “Free Masonry”, dan lain-lain. Akan tetapi, umat Islam secara keseluruhan, terlalu sulit untuk ditaklukkan oleh Yahudi.
Menyadari betapa esensialnya peran akhlak secara individual dan komunal itu, Islam meletakkan beberapa medium untuk melakukan re-evaluasi dan peningkatan intensitasnya. Suasananya yang full ibadah membuat semakin tebalnya sekatsekat terhadap maksiat dan membuat orang akan lebih berhati-hati terhadap kemungkaran, sebab perbuatan dosa dan mungkar dapat menghapus pahala puasa. Tambahan lagi, puasa itu sendiri memang membuat penyempitan bagi ruang gerak syetan. Diharapkan bagi orang yang berpuasa, dosis nafsunya akan menurun drastis, sebagaimana juga menurunnya glucose (kadar gulanya). Di antara nilai-nilai yang dapat dipetik ialah :
- meningkatkan sensitivitas moral,
- menjauhkan manusia dari degradasi moral, dan
- membentuk manusia yang berakhlak.
Sementara itu, ibadah puasa dapat menumbuhkan kecenderungan-kecenderungan :
- Selalu sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai realisasi iman dan ihsan kepada Allah SWT dan ingin membersihkan dirinya secara lahir dan batin.
- Selalu mawas diri dan waspada agar tidak melanggar larangan (mencegah terjadinya pelanggaran dan norma).
- Selalu mewujudkan fungsi pengontrolan terhadap dirinya sendiri (self control) atau pengawasan melekat terhadap diri sendiri mungkin juga terhadap orang-orang disekitarnya.
- Selalu mewujudkan tepat waktu atau selalu berdisiplin terhadap penggunaan waktu.
- Selalu peka terhadap orang yang kurang beruntung atau aksi nyata dalam pengentasan kemiskinan dan peduli terhadap mereka yang terperangkap oleh ketidakadilan.
Puasa sendiri merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman yang mukallaf baik laki-laki maupun perempuan. Puasa memang artinya menahan diri dari segala yang membatalkan dan nilai puasa sejak waktu imsak (sejak terbit fajar) hingga terbenam matahari. Justru itu dalam melaksanakan puasa manusia banyak dituntut agar mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dari sini pulalah perlu disadari bahwa puasa banyak mengandung manfaat baik secara moral maupun spiritual. Pelaksanaan puasa dengan sebaik-baiknya akan mendidik manusia menjadi jujur, disiplin, berbudi luhur, berakhlak mulia, yang kelak menumbuhkan rasa sosial yang mendalam, sekaligus menghilangkan egoisme dan kesombongan. Dengan melaksanakan puasa, pada hakekatnya membentuk jiwa, kepribadian, sikap dan perilaku manusia ideal dan pada gilirannya membentuk manusia yang tangguh.
Oleh karena itu, nilai-nilai ibadah puasa dapat berimplikasi terhadap pendidikan karakter yaitu antara lain :
- Pertama, puasa intinya adalah menahan diri. Ini merupakan unsur menonjol dalam pendidikan, melalui puasa kita dilatih untuk menahan diri dari segala perbuatan yang kurang baik. Puasa tidak hanya menahan diri dari lapar dan haus serta tidak berhubungan seks, melainkan lebih dari itu puasa juga menahan diri dari perbuatan yang negatif. Seperti tidak lekas marah, tidak menggunjing aib orang lain dan berbagai hal lainnya yang dapat merusak nilai puasa.
- Kedua, puasa mendidik agar memiliki sifat jujur. Orang yang melakukan puasa atau tidaknya itu hanya dia dengan Allah yang mengetahuinya. Karena itu ibadah puasa ini sering disebutkan ibadah rahasia. Kalau kita melakukan shalat, melaksanakan ibadah haji, atau membayar zakat, orang lain dapat menyaksikannya. Namun bagi ibadah puasa ini tidaklah mudah untuk mendeteksinya.
- Ketiga, puasa mendidik untuk memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Suasana dan kondisi yang lapar dan dahaga akan mempertajam perasaan sosial pada orang yang beriman untuk ikut merasakan penderitaan orang lain yang setiap harinya dalam kondisi lapar dan dahaga.
- Keempat, puasa mendidik memiliki sifat kebersamaan. Suasana kebersamaan dapat membina komunikasi yang baik di dalam keluarga dan masyarakat secara kolektif.
Dengan demikian, dapat ditegaskan lagi bahwa nilai-nilai ibadah puasa sebagaimana yang dikemukakan Wahbah AzZuhaili dapat berimplikasi terhadap pendidikan karakter, karena dengan berpuasa dapat melatih diri dengan berbagai budi pekerti.
Manfaat Puasa Ramahan
- Ungkapan Rasa Syukur kepada Allah Swt.
Ibadah puasa dan ibadah lainnya merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Karena manusia telah di berikan begitu banyak nikmat oleh Allah SWT, maka sudah sepantasnya kita sebagai manusia berterimakasih atau bersyukur dengan mengarjakan segala ibadah termasuk juga puas pada bulan Ramadan. - Melatih Kejujuran dan kedisiplinan
Di saat berpuasa, kita menahan lapar dan dahaga, mampu untuk tidak makan dan minum meskipun tidak ada yang melihat. Kita yakin bahwa Allah Swt. Maha Melihat Dalam puasa terkandung pendidikan kedisiplinan, karena ketika kita berpuasa, kita harus membiasakan diri untuk mengatur waktu dengan benar dan tepat. Misalnya, kita makan sahur harus tepat waktunya, berbuka puasa juga harus tepat waktu dan tidak boleh di tunda-tunda atupun di percepat. - Menanamkan Rasa Kasih Sayang
Dengan berpuasa, kita dapat merasakan penderitaan orang lain. Banyak di antara mereka kelaparan dan kehausan. Sesama manusia, kita harus mengasihi dan menyayangi dengan memberikan bantuan agar mereka juga merasakan kebahagiaan. Puasa itu menyebabkan kita menjadi lapar dan haus. Rasa lapar dan haus itu diharapkan dapat menyadarkan kita bahwa banyak orang-orang di sekitar kita yang merasa kelaparan dan kehausan setiap hari. Hal itu terjadi bukan karena mereka sedang berpuasa, akan tetapi mereka tidak mempunyai makanan dan minuman karena mereka hidup di bawah garis kemiskinan, dengan puasa diharapkan tumbuh perasaan belas kasihan kepada fakir miskin, sehingga menggerakan hati kita untuk membantu mereka. - Sehat Jasmani dan Rohani
Orang yang berpuasa akan merasakan sehat jasmani dan rohaninya. Rasulullah saw. pernah mengatakan: “Puasalah kamu, supaya sehat”. Puasa dilihat dari sisi kesehatan juga banyak manfaatnya, diantara manfaat puasa yang dapat di peroleh antara lain :- Memberikan kesempatan beristirahat pada alat pencernaan Ketika kita tidak sedang berpuasa, alat pencernaan dalam tubuh kita bekerja dengan sangat keras setiap hari, sehingga memungkinkan adanya kerusakan atau kelelahan alat pencernaan di dalam tubuh kita, Nah, dengan berpuasa berarti memberi kesempatan alat pencernaan untuk beristirahat.
- Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran
Dengan berpuasa tubuh kita dapat menghasilkan enzim anti oksidan yang dapat membersihkan zat-zat bersifat racun yang masuk kedalam tubuh melalui makanan yang kita makan. - Menambah jumlah sel darah putih
Puasa dapat meningkatkan produksi sel darah putih lebih banyak. Sel darah putih berfungsi menangkal serangan penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. - Memperbaiki fungsi dan meremajakan sel-sel tubuh.
- Melatih Kesabaran (Pengendalian Diri)
Ibadah puasa dapat juga membentuk sikap sabar. Sedangkan sabar adalah sikap utama untuk sukses. Contohnya, orang yang ingin sukses dan berprestasi di sekolah harus sabar dalam belajar. Ingin sukses bermain bola harus juga sabar berlatih. Ingin sukses masuk surga sekalipun harus sabar mentaati perintah Allah Swt. Jadi bagi yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus menggunakan sikap sabar.
Puasa juga merupakan suatu bentuk latihan bersikap sabar dalam menjalani perintah Allah SWT. Ketika puasa kita benar-benar berlatih sabar dalam berbagai hal. Misalnya, kita dilatih dalam sabar menahan lapar dan haus dari terbit fajar sampai terbenamnya mata hari. Kita di latih sabar agar tidak mudah marah dan mengeluarkan kata-kata yang tidak bermanfaat.
Pembahasan lainnya :
- Doa niat puasa Ramadhan
- Doa niat sholat Tarawih berjamaah dan artinya
- Hikmah puasa Ramadhan dalam kehidupan sehari hari
# tag
Mengapa puasa Ramadhan dapat menumbuhkan Kedisiplinan kejujuran dan percaya diri mengapa puasa ramadhan dapat menumbuhkan kedisiplinan kejujuran dan kepercayaan diri mengapa puasa ramadhan dapat menumbuhkan percaya diri melatih kedisiplinan kejujuran dan percaya diri adalah hikmah jelaskan bahwa puasa ramadhan dapat memelihara kesehatan tubuh apa saja syarat wajib puasa puasa melatih diri memiliki sikap dalam mengendalikan diri