Tenaga kerja (man power) merupakan seluruh penduduk yang dianggap memiliki potensi untuk bekerja secara produktif (Adioetomo, 2010). Hal ini berarti penduduk yang mampu menghasilkan barang dan jasa dapat disebut sebagai tenaga kerja.Terdapat tiga pendekatan pemberdayaan yang didasarkan pada pengukuran kegiatanekonomi yang dijadikan tolok ukur untuk analisis ketenagakerjaan yaitu Gainful Worker Approach, Labor Force Approach, dan Labor Utilization Approach.
Gainful Worker Aproach Adalah konsep yang menjelaskan tentang akvtivitas ekonomi orang yang pernah bekerja atau biasa dilakukan seseorang (usual activity). Kata biasa dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa usaha tidak menganggap penting kegiatan-kegiatan lain yangtidak termasuk biasa dilakukan. Contohnya orang yang biasanya sekolah namun pada kondisi sekarang sedang mencari kerja maka hal ini diklasifikasikan sebagaiorang yang sekolah. Teori ini tidak dapat menggambarkan secara statistic mengenai kondisi mereka yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan sehinggaangka pengangguran terbuka relative kecil.
Konsep “Gainful Worker Approach” pada prinsipnya hanya memperhatikan kegiatan ekonomi yang biasa dilakukan tanpa memperhatikan kegiatan lain yang sebenarnya sedang dilakukan barubaru ini. Konsep ini menekankan pada kondisikebiasaan yang dialami oleh penduduk, misalnya seorang penduduk biasa bekerja sebagai pekerja pabrik tetapi sudah beberapa minggu yang lalu sedangkan saat ini diatidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan yang baru. Kejadian ini menurut konsep “Gainful Worker Approach” orang ini masih dikategorikan sebagai orang yang bekerja. Angka yang dihasilkan oleh pendekatan ini adalah lebih banyak orang yang bekerjadibandingkan orang yang tidak bekerja, karena bisa saja orang yang sedang mencari pekerjaan dimasukkan kategori bekerja.
Untuk mengetahui orang yang mencari pekerjaan sangat susah karena biasanya orang yang diwawancarai cenderungmenjawab sudah bekerja atau tidak bekerja. Selain itu, batasan orang bekerja dalamkonsep ini tidak jelas dan tegas, konsep ini tidak menjelaskan orang yang bekerja ituharus seberapa banyak waktunya dan pada periode seberapa. Oleh karena itu, konsepini sudah jarang sekali dipakai untuk analisis ketenagakerjaan. Konsep ini menunjukkan “Usual Activity” dari seseorang dimasa lalu yang saat ini mungkin sudah berubah, tidak ada referensi waktu yang pasti dalam konsep ini, Contoh: Pensiunan, Sarjana yang baru diterima bekerja, dan sebagainya.
Kelemahan konsep “Gainful Worker Approach”
-
- Kita tidak akan dapat mengetahui jumlah data statistik Angkatan kerja yang pasti dalam suatu daerah.
- Data statistik yang akurat tentang berapa jumlah penduduk yg sudah bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan tidak dapat diketahui.
- Karena konsep ini tdk punya referensi waktu yang jelas.
- Seseorang saat dicacah (Sensus) dapat saja mengatakan bekerja, padahal sesungguhnya ia sudah tidak bekerja lagi (sudah berhenti ,Pensiun atau dipecat).
- Karena tidak ada batasan waktu, maka kita tdk tahu kapan ia bekerja.
- Sebaliknya, orang yang baru bekerja pertama kali, tdk akan tercatat sebagai AK (penduduk yang aktif secara ekonomi).
Pembahasan lainnya :
Sumber : http://eprints.ipdn.ac.id/2402/1/Buku%20GATI%20dan%