Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore, 1997). Menurut Mankiw (1997), nilai tukar mata uang dua negara adalah harga dari mata uang yang digunakan oleh penduduk negara-negara tersebut untuk saling melakukan perdagangan antara satu sama lain. Nilai tukar mata uang disebut juga dengan istilah kurs. Menurut Paul R. Krugman dan Maurice (2000), kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.
Dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mata uang adalah harga dari mata uang suatu negeri terhadap mata uang negara lain yang dipergunakan dalam melakukan perdagangan antara kedua negara tersebut dimana nilainya ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari kedua mata uang.
Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap terhadap mata uang asing. Sementara dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau Kurs dapat berubah-ubah setiap saat, tergantung pada jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif terhadap mata uang domestik. Setiap perubahan dalam penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang yang bersangkutan. Dalam hal pemintaan terhadap valuta asing relatif terhadap mata uang domestik meningkat, maka nilai mata uang domestik akan menurun. Sebaliknya jika permintaan terhadap valuta asing menurun, maka nilai mata uang domestik meningkat. Sementara itu, jika penawaran valuta asing meningkat relatif terhadap mata uang domestik, maka nilai tukar mata uang domestik meningkat. Sebaliknya jika penawaran menurun, maka nilai tukar mata uang domestik menurun.
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing (Gambar 1). Pertama, faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar4 . Kedua, faktor aliran modal keluar (capital outflow). Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. Ketiga, kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan5 maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.
Sementara itu, penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi. Kedua, faktor aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (Portfolio investment) dan investasi langsung pihak asing (foreign direct invetment).
Mata uang suatu negara dapat ditukarkan atau diperjualbelikan dengan mata uang negara lainnya sesuai dengan nilai tukar mata uang yang berlaku di pasar mata uang atau yang sering disebut dengan pasar valuta asing. Nilai tukar merupakan harga mata uang suatu negara dinyatakan dalam mata uang negara lain. Nilai tukar atau kurs dibedakan menjadi dua yakni: Kurs nominal (nominal exchange rate) dan Kurs riil (real exchange rate).
Keseimbangan nilai tukar dalam jangka pendek tergantung dari interaksi supply dan demand di pasar valuta asing. Analisa ini dipermudah dengan mengasumsikan jumlah aset tetap, sehingga kurva supply berbentuk vertikal. Sedangkan permintaan dari aset domestik tergantung dari relative expected return dari aset domestik.
Hal-hal yang mempengaruhi kurva demand dari aset domestik menurut Indah (2009:10) adalah :
-
Tingkat Suku Bunga Domestik.
Kenaikan tingkat suku bunga domestik akan menaikkan expected return dari aset domestik, sehingga permintaan akan aset domestik meningkat dan mata uang akan terapresiasi. Akan tetapi apabila kenaikan tingkat suku bunga nominal disebabkan oleh kenaikkan ekspetasi inflasi, maka hal ini akan membuat mata uang terdrepresiasi karena demand permintaan aset domestik menurun.
-
Tingkat suku bunga luar negeri
Kenaikkan tingkat suku bunga luar negeri akan menaikkan expected return dari aset luar negeri, sehingga permintaan akan aset domestik menurun dan mata uang akan terdepresiasi.
-
Expected Future Exchange Rate
Kenaikan ekspetasi nilai tukar masa depan akan menyebabkan kenaikkan relative expected return terhadap aset domestik di masa depan, sehingga permintaan akan aset domestik akan meningkat dan menyebabkan mata uang domestik terapresiasi.
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar
Berikut adalah beberapa faktor penyebab pergerakan nilai tukar mata uang diantaranya adalah :
-
Faktor fundamental
Berkaitan dengan indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar, dan intervensi Bank Sentral.
-
Faktor teknis
Berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan naik atau sebaliknya.
-
Sentimen pasar
Yaitu lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas menjadi naik atau turun tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.
-
Neraca perdagangan
Kondisi neraca perdagangan, jumlah uang yang dibelanjakan dan diterima suatu negara dari aktivitas dagang ekspor impor. Apabila suatu negara lebih banyak membelanjakan uang untuk impor daripada penerimaan ekspornya, dengan kata lain membutuhkan lebih banyak mata uang asing, hal itu dapat berakibat pada melemahnya nilai tukar mata uangnya terhadap mitra dagang negara tersebut. Hal yang sebaliknya juga akan terjadi.
-
Perbedaan inflasi antar negara mitra dagang
Inflasi yang rendah di negara mitra dagang akan membuat barangbarang dari mitra dagang menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga produksi dalam negeri yang mengalami inflasi. Hal tersebut akan mendorong terjadi lebih banyak impor dan memperlemah neraca perdagangan yang akan berujung pada pelemahan nilai tukar mata uang.
-
Perbedaan suku bunga antar negara
Suku bunga yang berbeda antarnegara akan memengaruhi daya tarik investasi di suatu negara. Jika suku bunga yang ditetapkan memiliki selisih yang cukup besar untuk mengompensasi risiko berinvestasi di suatu negara, kemungkinan besar dana asing akan masuk dan permintaan mata uang lokal akan menjadi lebih banyak dan memperkuat nilai tukar.
-
Kondisi ekonomi dan politik
Situasi politik suatu negara mempunyai dampak signifikan terhadap pergerakan nilai mata uang. Situasi politik yang stabil memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang baik dan situasi ekonomi serta investasi yang kondusif. Pertumbuhan ekonomi yang baik memungkinkan suatu negara lebih produktif dan menghasilkan neraca pembayaran yang positif. Selain itu, iklim investasi yang kondusif juga akan menarik banyak investor untuk masuk yang berujung pada peningkatan permintaan mata uang lokal.
-
Ekspektasi dan spekulasi terhadap jenis mata uang
Faktor spekulasi dan ekspektasi akan nilai tukar juga dapat memengaruhi nilai tukar mata uang. Hal tersebut memengaruhi jumlah permintaan dan penawaran mata uang tentu.
Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu :
- Depresiasi (depreciation), adalah penurunan harga mata uang nasional berbagai terhadap mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply and demand di dalam pasar (market mechanism).
- Apresiasi (appreciation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply and demand di dalam pasar (market mechanism).
- Devaluasi (devaluation), adalah penurunan mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.
- Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.
Kunjungi juga pembahasan terkait lainnya :
- Dampak Perubahan Nilai Tukar Terhadap Utang
- Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar
- Faktor-faktor yang Menentukan Nilai Tukar
- Pengertian Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang
- Pengertian Inflasi
- Manfaat dari Foreign Direct Investment
- Teori Foreign Direct Investment
- Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
- Tujuan Pembangunan Ekonomi Makro
- Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
- Generalisasi Ilmu Ekonomi
- Konsep Dasar Dalam Ilmu Ekonomi
- Ilmu Ekonomi Makro
- Prinsip Usaha Bisnis Dalam Islam
- Pengertian Ekonomi Secara Umum
# tag
faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar mata uang