Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Proses transaksi antara penjual dan pembeli merupakan aktivitas rutin yang sering kita lihat dipusat-pusat kegiatan ekonomi seperti Pasar tradisional, Mini Market, Plaza, dan Swalayan dengan tingkat harga yang berbedabeda, pada umumnya tidak semua dari konsumen memiliki kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jas. Proses pemasaran sangat menentukan minat konsumen untuk memutuskan pilihan akan memilih barang dan jasa yang diiginkan, selain itu ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan Konsumen selain sifat personal individu.




Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

  • Budaya

    Budaya ini sifatnya sangat luas, bahkan paling luas dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu pembahasan tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen dimulai dari budaya. (Kotter dan Heskett, 992, h.4) yang mengutip dari American Haritage Dictionary mengemukakan budaya sebagai totalitas perilaku yang diteruskan secara sosial, seni, keyakinan, institusi, dan semua produkproduk lain dari pekerjaan manusia dan karakteristik pikiran dari suatu masyarakat atau populasi. Sedangkan dalam konteks pemasaran, budaya didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari keyakinan, nilai-nilai dan tradisi yang terpelajari yang kesemuanya mengarahkan perilaku konsumen dari para anggota masyarakat tertentu (Schiffman and Kanuk,1997, h. 406). Jadi, pada prinsipnya budaya itu merupakan cara berperilaku konsumen di segmen pasar tertentu. Budaya berada dalam suatu masyarakat dengan batas-batas yang tidak ketat bagi perilaku individu dan budaya itu mempengaruhi fungsi-fungsi lembaga seperti struktur keluarga dan media massa.
    Dalam definisi di muka terdapat komponen keyakinan (beliefs) yang mencakup sejumlah besar pernyataan mental atau verbal yang menggambarkan pengetahuan dan perkiraan seseorangtentang sesuatu, seperti produk, merek, penjual konsumen lain. Sedangkan nilai-nilai (values) pada prinsipnya hampir sama dengan keyakinan, perbedaannya terletak pada :

    1. Nilai-nilai itu jumlahnya relative sedikit, tidak sebanyak keyakinan
    2. Nilai-nilai itu menjadi pemandu bagi perilaku yang sesuai secara cultural
    3. Nilai-nilai itu tidak muah berubah
    4. Nilai-nilai itu tidak terikat pada objek-objek yang spesifik; e. Nilai-nilai itu dapat diterima secara luas oleh para anggota masyarakat.

Jadi, keyakinan dan nilai-nilai mempengaruhi cara-cara seseorang untuk memberikan tanggapan dalam situasi tertentu. Misalnya seorang konsumen yang sedang mempertimbangkan untuk membeli sepatu olahraga. Ia melakukan cara tertentu untuk menanggapi, yaitu mengevaluasi tiga merek: Adidas, Eagle, dan Reebock. Keyakinan (persepsi tertentu tentang kualitas merek Jerman, Indonesia, dan Inggris) dan lain-lain (persepsi yang menyatakan kualitas dan arti Negara asal merek itu) yang ada dalm dirinya akan mempengaruhi evaluasi yang kemudian membuahkan keputusan beli pada satu merek saja.




Dalam definisi budaya di muka juga terdapat istilah tradisi (custom), diartikan sebagai modus yang jelas tentang perilaku yang menunjuka cara-cara berperilaku yang dapat diterima atau disepakati secar cultural dalam situasi yang spesifik. Jadi, tradisi itu mencakup perilaku sehari-hari atau perilaku rutin. Makan nasi dan lauk, ketok pintu sebelum masuk misalnya, adalah contoh tradisi yang dilakukan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tradisi merupakan cara berperilaku, sedangkan keyakinan dan nilai-nilai merupakan pemandu untuk berperilaku.

Bagi pemasar, faktor budaya ini sangat penting karena ia harus menyesuaikan bauaran pemasarannya dengan budaya yag dianut oleh pasar sasaran yang dilayaninya, yaitu berupa satu bangsa. Tentunya penyesuaian itu dilakukan dalam batas-batas tertentu. Konteks budaya ini menjadi sangat menonjol apabila perusahaan berupaya memasuki segmen pasar internasional atau segmen pasar global yang meliputi berbagai macam bangsa dengan budaya yang berbeda. Budaya yang bermacam-macam itu dapat dicerminkan dalam bentuk simbol, baik yang bersifat tidak kentara (seperti sikap, pendapat keyakinan, nilai, bahasa, agama) dan yang bersifat kentara (seperti: alat-alat, perumahan, produk, karya seni, dan sebagainya). Setiap orang dapat merasakan haus, tetapi apa yang harus diminum dan bagaimana caranya untuk memuaskan rasa haus tersebut, semua ini terdapat dalam budaya. Jadi, dalm kenyataan memang banyak perilaku konsumen yang ditentukan oleh budaya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau perkembangan zaman dari masyarakat tersebut.




  • Sub-Budaya: Budaya Dalam Budaya

    Dalam setiap budaya terdapat sub-budaya yang didefinisikan suatu segmen dari suatu budaya yang lebih besar yang anggotaanggotanya memiliki pola perilaku tertentu (Hawkins, Best, and Coney, 1995, h. 96). Terjadi pola perilaku tertentu pada anggota-anggota kelompok sub-budaya itu disebabkan oleh perkembangan sosial secara historis dari kelompok tersebut, disamping juga situasi yang ada. Jadi, satu budaya itu dapat terjadi dari beberapa sub-budaya. Dalam masyarakat terdapat perbedaan-perbedaan kultural. Perbedaan kultural itulah yang dijadikan dasar dalam pengelompokan sub-budaya oleh pemasar, seperti bahasa, suku bangsa, kebangsaan, agama, dan lokasi geografis.
    Di Indonesia terdapat banyak sub-budaya. Sub-budaya Islam yang didasarkan pada agama terlihat sangat menonjol di samping sub-budaya Jawa yang di dasarkan pada suku bangsa. Jika, dilihat dari segi bahasa, terdapat lebih dari 3 sub-budaya di Indonesia. Dengan kata lain, sub-budaya itu merupakan budaya dalam budaya. Sub-buday sub-budaya seperti itu tentu berbeda dari buday keseluruhan, yaitu budaya Indonesia, dalam hal nilai-nilai, norma, dan keyakinan. Secara umum, subbudaya merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam pemasaran untuk produk-produk seperti makanan, pakaian, perabot, dan lain untuk rumah. Dengan semakin penting sub-budaya pemasaran di masa-masa mendatang maka akan semakin banyak perusahaan yang perlu merancang strategi produk, saluran distribusi, dan promosi agar dapat memenuhi kebutuhan khusus pasarnya.




  • Kelas Sosial

    Faktor sosio-budaya lain yang dapat mempengaruhi pandangan dari perilaku pembeli adalah kelas sosial. Dalam setiap budaya terdapat kelas sosial. Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai kelompok orang-orang dengan tingkatan prestos, kekuasaan, dan kemakmuran yang sam dan juga memiliki sejumlah keyakinan, sikap, dan nilai-nilai yang terkait dalm cara berfikir dan berperilaku (Zaltam and Wallendorf, 1983, h. 114). Jadi, kelas sosial yang berbeda memiliki cara berpikir dan berperilaku yang berbeda. Untuk menggolongkan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial, pemasar dapat menggunakan berapa indicator sebagai dasar penggolongan (Assael, 1995, h. 359; Hawkins, Best and Coney, 1995, h. 134), seperti:

    • Pekerjaan (dari pekerja tidak terampil sampai professional)
    • Sumber penghasilan (dari tunjangan pemerintah sampai warisan)
    • Tipe rumah (dari sangat jelek sampai mewah)
    • Daerah pemukiman (dari kumuh sampai elit)
    • Tingkatan pendidikan (dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi).

Penggunaan satu indikator saja, seperti pengahasilan, dianggap kurang akurat karena terpengaruh oleh perbuhan niali uang. Kombinasi dari beberapa faktor dimuka lebih di utamakan karena dapat menciptakan golongan kelas sosial yang lebih akurat.

  • Kelompok Referensi

    Kelompok referensi dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam berperilaku. Oleh karena itu, konsumen selalu memonitor kelompok tersebut baik perilaku fisik maupun mentalnya. Yang dimaksud dengan kelompok referensi adalah sebuah kelompok yang dijadikan acuan oleh konsumen dalam pembentukan nilai-nilai dan perilaku mereka (Wilkie, 1994, h.376). Kelompok referensi dapat bersifat formal, informal, atau besar, kecil. Ada tiga macam kelompok referensi yang masingmaisng dapat memberikan pengaruh yang berbeda.




  • Keluarga

    Dalam keluarga, masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Anak-anak misalnya, tidak selalu menerima apa saja dari orang tua mereka, tapi menginginkan juga sesuatu yang lain. Apalagi anak-anak yang sudah besar, keinginan mereka semakin banyak. Namun demikian terdapat kebutuhan keluarga yang digunakan oleh seluruh anggota, seperti mebel, televise, almari es, dan sebagainya. Keluarga seseorang merupakan salah satu jenis kelompok referensi. Seperti kelompok referensi lainnya, keluarga bertindak sebagai acuan dalam pembentukan keyakinan, sikap, nilai, dan perilaku. Pengaruh keluarga sangat penting, salah satunya adalah dalam hal sosialisasi konsumen. Sosialisasi konsumen merupakan proses dengan nama para pemuda mencari keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang membantu mereka berfungsi sebagai konsumen. Orang tua misalnya, mempunyai pengaruh yang penting dalam proses sosialisasi konsumen anak. Anakanak yang menginginkan sepatu dan pakaian memerlukan orang tua sebagai sumber informasi utama.

  • Faktor-faktor situasional

    Faktor situasional, disebut juga situasi sosial, jga mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh konsumen. 7. Nilai, Norma, dan Peran Sosial Setiap orang pasti mempunyai nilai sosial, mematuhi normanorma tertentu dan mengisi peran tertentu. Ketiga faktor tersebut berasal dari sumber yang berbeda, dari budaya keseluruhan sampai ke kelompok sosial yang jauh lebih kecil.

  • Variabel Bauran Pemasaran

    Variabel-variabel bauran pemasaran, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi juga memberikan pengaruh pada keputusan pembelian konsumen. Di anatara faktor-faktor yang ada, variable bauran pemasaran ini sangat penting dan mudah di atur oleh pemasar karena sepenuhnya dirancang oleh pemasar.

  • Persepsi

    Persepi di definisikan sebagai suatu proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterprestasian. Sedangkan masukan informasi merupakan sensasi yang diterima melalui pandangan, cita rasa, pendengaran, penciuman, dan sentuhan.

  • Pembelajaran

    Proses pembelajaran (learning process) ini terjadi apabila pembeli ingin menanggapi dan perolehan suatu kepuasan, atau sebaliknya, terjadi apabila pembeli merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik. Persepsi konsumen tentang suatu barang anda, jasa dan motivasi mereka untuk membeli atau tidak merupakan fungsi pembelajaran. Jadi, pembelajaran merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam perilakyu seseorang yang diakibatkan oleh pengalamannya.

  • Sikap dan Keyakinan

    Sikap dan keyakinan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi persepsi dan perilaku beli konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi keyakinan juga mempengaruhi sikap.

  • Motivasi

    Dengan mempelajari motivasi, pemasar dapat menganalisis faktor-faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli atau tidak membeli.

 

Lihat juga pembahasan lainnya : 

  1. Pengertian Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang
  2. Faktor-faktor yang Menentukan Nilai Tukar
  3. Dampak Perubahan Nilai Tukar
  4. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar
  5. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
  6. Pengertian Inflasi yang Paling Tepat
  7. Manfaat dari Foreign Direct Investment
  8. Teori Foreign Direct Investment
  9. Tujuan Pembangunan Ekonomi Makro
  10. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
  11. Generalisasi-Generalisasi Ilmu Ekonomi
  12. Konsep-Konsep Dasar Dalam Ilmu Ekonomi
  13. Prinsip-Prinsip Usaha Bisnis Dalam Islam
  14. Ilmu Ekonomi Makro
  15. Pengertian Ekonomi Secara Umum



 

# tag

faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli secara online faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yang melakukan transaksi secara online analisis faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli produk analisis faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli produk online contoh kelompok acuan mempengaruhi keputusan konsumen teknik pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen bagaimana motivasi mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk kelompok acuan mempengaruhi keputusan konsumen faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli produk TEORI PERILAKU KONSUMEN teori perilaku konsumen adalah teori perilaku konsumen menurut para ahli teori perilaku konsumen ekonomi mikro teori perilaku konsumen pendekatan ordinal

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Ekonomi